~Ahlan_wasahlan~
this site the web

Bismillahirrahmanirrahim.. Selamat datang ke blog liz serikandi

:: Doa Untuk Kekasih


Bismillahirrahmanirrahim...
Ya Allah…

Seandainya telah engkau catatkan

Dia milikku tercipta buatku
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan antara kami
Agar kemesraan itu abadi


Ya Allah…
Ya Tuhanku yang Maha Mengasihani
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi
Maka jodohkanlah kami…

Tetapi Ya Allah
Seandainya engkau takdirkan
Dia bukan milikku
Bawalah dia jauh dari pandanganku
Luputkanlah dia dari pandanganku
Dan peliharalah aku dari kekecewaan…

Ya Allah ya Tuhanku yang maha mengerti
Berikanlah aku kekuatan
Menolak bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja yang merah
Agar aku sentiasa tenang
Walaupun tanpa bersamanya…

Ya Allah yang tercinta
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu

Sesungguhnya apa yang engkau takdirkan
Adalah yang terbaik untukku
Sesungguhnya engkau maha mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini…

Ya Allah
Cukuplah engkau sahaja yang memeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarkanlah rintihan hambaMu ini
Dengarkanlah rintihan hambaMu yang daif ini
Janganlah Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia mahupun di akhirat
Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Agar aku dan dia sama-sama dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang engkau redhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang solah dan solehah

Ya Allah…
Berikanlah kami kebahagiaan di dunia dan di akhirat
Dan peliharalah kami dari azab api neraka

Amin… amin…Ya Rabbal A’lamin.

:: Dahsyatnya Sakaratul Maut

Dan (amatlah ngerinya) kalau engkau melihat (wahai orang yang memandang), ketika malaikat mengambil nyawa orang-orang kafir dengan memukul muka dan belakang mereka (sambil berkata): “Rasalah kamu azab seksa neraka yang membakar”.

Terjemahan Surah Al-Anfal, ayat ke 50.
……….


Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mereka-reka perkara yang dusta terhadap Allah, atau orang yang berkata: “Telah diberi wahyu kepadaku”, padahal tidak diberikan sesuatu wahyu pun kepadanya; dan orang yang berkata: “Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah”. Dan (sungguh ngeri) sekiranya engkau melihat ketika orang-orang yang zalim itu dalam penderitaan “sakratul-maut” (ketika hendak putus nyawa), sedang malaikat-malaikat pula menghulurkan tangan mereka (memukul dan menyeksa orang-orang itu) sambil berkata (dengan menengking dan mengejek): “Keluarkanlah nyawa kamu (dari tubuh kamu sendiri); pada hari ini kamu dibalas dengan azab seksa yang menghina (kamu) sehina-hinanya, disebabkan apa yang telah kamu katakan terhadap Allah dengan tidak benar, dan kamu pula (menolak dengan) sombong takbur akan ayat-ayat keteranganNya”.

Terjemahan Surah Al-An’am, ayat ke 93.
……….


"Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang". 
(H.. Ibnu Abu Dunya).

Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan orang yang bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu durhaka kepada Allah, maka Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar. Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap teramat menyakitkan. 


Di dalam kisah Nabi Idris a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan solat sampai puluhan raka'at dalam sehari semalam dan selalu berzikir di dalam kesibukannya sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka bermohonlah ia kepada Allah Swt agar di perkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia. Allah Swt, mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu kerumah Nabi Idris.

"Assalamu'alaikum, yaa Nabi Allah". Salam Malaikat Izrail, 
"Wa'alaikum salam wa rahmatullah". Jawab Nabi Idris a.s.
Beliau sama sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu adalah Malaikat Izrail. 

Seperti tamu yang lain, Nabi Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan ketika tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan bersama, namun di tolak oleh Malaikat Izrail. Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya "menghadap". Allah sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja. Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan "tamunya" itu ke sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang berbuah, ranum dan menggiurkan.

"Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita". pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris a.s).
"SubhanAllah, (Maha Suci Allah)" kata Nabi Idris a.s.

"Kenapa ?" Malaikat Izrail pura-pura terkejut.
"Buah-buahan ini bukan milik kita". Ungkap Nabi Idris a.s. Kemudian Beliau berkata: 


"Semalam anda menolak makanan yang halal, kini anda menginginkan makanan yang haram".
Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu. Siapakah gerangan ? fikir Nabi Idris a.s.


"Siapakah engkau sebenarnya ?" tanya Nabi Idris a.s.
Aku Malaikat Izrail". Jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya.

"Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku ?" selidik Nabi Idris a.s serius.
"Tidak" Senyum Malaikat Izrail penuh hormat.

"Atas izin Allah. Aku sekedar berziarah kepadamu". Jawab Malaikat Izrail.

"Aku punya keinginan kepadamu". Tutur Nabi Idris a.s
"Apa itu ? katakanlah !". Jawab Malaikat Izrail.

"Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Allah SWT untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku". Pinta Nabi Idris a.s.

Tanpa seizin Allah. Aku tak dapat melakukannya", tolak Malaikat Izrail.

Pada saat itu pula Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s. Dengan izin Allah, Malaikat Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat.

Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Allah SWT agar menghidupkan Nabi Idris a.s. kembali. Allah mengabulkan permohonannya. Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris a.s. hidup kembali.

"Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku ?" Tanya Malaikat Izrail.
"Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti". Jawab Nabi Idris a.s.
"Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu". Kata Malaikat Izrail.

MasyaAllah, lemah-lembutnya Malaikat Maut (Izrail) itu terhadap Nabi Idris a.s. Bagaimanakah jika sakaratul maut itu, datang kepada kita ?

Bersediakah kita untuk menghadapinya ?

:: Siapalah diriku


Wanita Acuan Al-Quran
Ialah Seorang wanita Yang Beriman
Yang Hatinya Disaluti Rasa Taqwa Kepada Allah SWT
Yang Sentiasa Haus Dengan Ilmu
Yang Sentiasa Dahaga Dengan Pahala
Yang Solatnya Adalah Maruah Dirinya
Yang Tidak Pernah Takut Berkata Benar
Yang Tidak Pernah Gentar Untuk Melawan Nafsu...

Wanita Acuan Al-Quran
Ialah wanita Yang Menjaga Tuturkatanya
Yang Tidak Bermegah Dengan Ilmu Yang Dimilikinya
Yang Tidak Bermegah Dengan Harta Dunia Yang Dicarinya
Yang Sentiasa Berbuat Kebaikan Kerana Sifatnya Yang Pelindung
Yang Mempunyai Ramai Kawan
Dan Tidak Mempunyai Musuh Yang Bersifat Jembalang...

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup.
Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain,
dilamar lelaki yang bakal memimpinku ke arah tujuan yang satu.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam,
juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam,
atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam,
yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.

cukuplah sekiranya..
Yang dicari walau bukan putera raja, biarlah putera Agama.
Yang diimpi, biarlah tak punya rupa, asal sedap dipandang mata.
Yang dinilai, bukan sempurna sifat jasmani, asalkan sihat rohani dan hati.
Yang diharap, bukan jihad pada semangat, asal perjuangannya ada matlamat.
Yang datang, tak perlu rijal yang gemilang, kerana diri ini serikandi dengan silam yang kelam.
Yang dinanti, bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji setia.

Dan yg akan terjadi, andai tak sama dgn kehendak hati, insyaAllah ku redha ketetapan Illahi..

:: Bila Al-Quran mulai Berbicara

Waktu engkau masih kanak-kanak
Kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudhu,aku kau sentuh
Dalam keadaan suci aku kau pegang
Aku,kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari

Setelah selesai engkau menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa
Nampaknya kau sudah tidak berminat lagi padaku
Apakah aku bahan bacaan using yang tinggal sejarah…?
Menurutmu,mungkin aku bahan bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau,menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang sedang belajar mengaji
Sekarang,Aku tersimpan rapi sekali
Sehingga engkau lupa di mana Aku tersimpan
Aku sudah engkau anggap pengisi stor mu
Kadangkala Aku dijadikan mas kahwin agar engkau dianggap Bertaqwa
Atau Aku kau buat penangkal untuk menakuti iblis dan Syaitan

Kini Aku lebih banyak tersingkir,dibiarkan dalam kesendirian,kesepian
Di dalam almari,di dalam laci, Aku engkau pendamkan
Dulu..pagi-pagi…Surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman.
Diwaktu petang ,Aku kau baca beramai-ramai bersama teman-temanmu di surau,
Sekarang,seawal pagi sambil minum kopi..
Engkau membaca surat khabar dahulu
Waktu lapang engkau membaca buku karangan manusia
Sedangkan Aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Azawajallah
Engkau abaikan dan engkau lupakan

Waktu berangkat kerja pun kadang engkau lupa baca pembuka surah surah ku[Bismillah]
Didalam perjalanan engkau lebih asyik menikmati muzik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat di dalam keretamu
Sepanjang perjalananmu,radiomu selalu tertuju ke stesyen kesukaanmu.Mengasyikkan.
Di meja kerjamu tidak ada Aku untuk engkau baca sebelum kau mulai kerja.
Di komputermu pun kau putar muzik favoritemu..
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku..
E-mail temanmu yang ada ayat-ayat ku pu kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu

Benarlah dugaanku bahawa engkau kini sudah benar-benar hampir melupaiku..
Bila malam tiba,engkau tahan bersengkang mata berjam-jam di depan TV
Menonton siaran televisyen..
Di depan computer berjam-jam duduk
Hanya sekadar membaca berita murahan dan gambar sampah
Waktu pun cepat berlalu…Aku semakin kusam dalam laci-lacimu…
Mengumpul debu atau mungkin dimakan hama

Seingatku,hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali..
Itupun hanya beberapa lembar dariku..
Dengan suara dan lafaz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terangkak-rangkak kerika membacaku.
Atau waktu kematian saudara atau taulanmu.
Bila engkau di kubur sendirian menunggu kiamat tiba..
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Apakah TV,Radio,hiburan atau computer dapat menolong kamu?
Yang pasti ayat-ayat Allah S.W.T yang ada padaku menolongmu..
Itu janji Tuhanmu,Allah S.W.T

Sekarang engkau begitu senang membuang waktumu,
Setiap saat berlalu..dan akhirnya..
Kubur yang setia menunggumu..
Engkau pasti kembali,kembali kepada Tuhanmu..
Jika Aku engkau baca selalu dan engkau hayati..
Di kuburmu nanti..
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan..
Yang akan membantu engkau membela diri,

Dalam perjalanan ke alam akhirat
Dan Akulah “Al-Quran “ kitab sucimu
Yang sentiasa setia menemani dan melindungimu
Peganglah Aku kembali..Bacalah Aku kmbali Aku setiap hari..
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-ayat suci..
Yang berasal dari Allah Azzawajallah
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah
Yang disampaikan oleh Jibril melalui Rasulmu

Keluarkanlah segera Aku dari almari,lacimu
Letakkan aku selalu ,di depan meja kerjamu.
Agar Engkau senantiasa mengingati Tuhanmu
Sentuhilah Aku kembali..BACA DAN PELAJARILAH LAGI AKU
Setiap datangnya pagi,petang dan malam hari,
Walau secebis ayat
Seperti dulu..Waktu engkau masih kecil
Disurau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan Aku sendiri
Dalam bisu dan sepi…..

:: Malaikat Memandikan Mayat Hanzalah

Perkahwinan Hanzalah bin Abu Amir dengan sepupunya, Jamilah binti Ubay sudah siap diatur. Kebetulan pula, hari berlangsungnya perkahwinan Hanzalah bertembung dengan hari peperangan tentera Islam menentang musuh di Bukit Uhud. Hanzalah bin Abu Amir mendekati Rasulullah saw, “Saya bercadang menangguhkan sahaja perkahwinan saya malam nanti”. Pada masa itu, Nabi Muhammad saw dan tentera-tentera Islam di kota Madinah sibuk membuat persiapan akhir untuk berperang. “Tidak mengapa, teruskan sahaja perkahwinan ini”, balas Rasulullah saw. “Tetapi saya sungguh berhajat untuk menyertainya”, Hanzalah bertegas. Rasulullah saw berkeras supaya Hanzalah meneruskan perkahwinannya dan memberi cadangan supaya Hanzalah menyusuli tentera Islam di Bukit Uhud pada keesokan hari, setelah selesai upacara perkahwinan.
Hanzalah mendiamkan diri. Ada benarnya saranan Nabi Muhammad itu, perkahwinan ini bukan sahaja melibatkan dirinya bahkan bakal isterinya juga. Pada malam Jumaat yang hening, perkahwinan antara Hanzalah bin Abu Amir dan Jamilah binti Ubay dilangsungkan secara sederhana. Suasana yang hening dan sunyi itu tidak tenang hingga ke pagi. Kota Madinah tiba-tiba dikejutkan dengan paluan gendang yang bertubi-tubi. Paluan gendang mengejutkan para pejuang bersama laungan menyebarkan berita.
“Bersegeralah! Kita bersegera perangi musuh Allah.”
“Berkumpul segera! Keluarlah! Rebutlah syurga Allah!”
“Perang akan bermula!”
Pukulan gendang dan laungan jihad itu mengejutkan pasangan pengantin yang baru sahaja dinikahkan. Hanzalah bingkas bangun dari tempat tidurnya, “Saya harus menyertai mereka”. “Bukankah malam ini malam perkahwinan kita dan Nabi Muhammad mengizinkan kanda berangkat esok?” Soal isterinya. Hanzalah menjawab tegas, “Saya bukanlah orang yang suka memberi alasan bagi merebut syurga Allah”.
Jamilah terdiam dan hanya mampu memerhatikan suaminya bersiap memakai pakaian perang dan menyelitkan pedang ke pinggangnya. Hanzalah menoleh ke arah isterinya, “Janganlah bersedih, doakan pemergian saya, semoga saya beroleh kemenangan”. Suami isteri itu berpelukan dan bersalaman. Berat hati Jamilah melepaskan lelaki yang baru sahaja menjadi suaminya ke medan perang. Namun, Jamilah menguatkan hatinya dan melepaskannya dengan penuh redha. “Saya mendoakan kanda beroleh kemenangan”.
Hanzalah melompat ke atas kudanya dan terus memecut tanpa menoleh ke belakang. Akhirnya, dia berjaya bergabung dengan tentera Islam yang tiba lebih awal daripadanya.
Di medan perang, jumlah tentera musuh adalah seramai tiga ribu orang yang lengkap bersenjata manakala jumlah tentera Islam hanyalah seramai seribu orang. Perbezaan itu tidak menggugat kewibawaan tentera Islam termasuklah Hanzalah. Dia menghayun pedangnya menebas leher-leher musuh yang menghampiri dan apabila dia terpandang Abu Sufyan, panglima tentera Quraisy, Hanzalah menerkam Abu Sufyan umpama singa lapar. Mereka berlawan pedang dan bergelut. Akhirnya Abu Sufyan tersungkur ke tanah. Tatkala Hanzalah mengangkat pedang mahu menebas leher Abu Sufyan, dengan kuat panglima tentera Quraisy itu menjerit menarik perhatian tentera Quraisy. Tentera-tentera Quraisy menyerbu Hanzalah dan Hanzalah tewas, rebah ke bumi.
Sebaik sahaja perang tamat, tentera Islam yang tercedera diberikan rawatan. Mayat-mayat yang bergelimpangan dikenalpasti dan nama-nama mereka, tujuh puluh orang kesemuanya dicatat. Sedang Nabi Muhammad yang tercedera dan patah beberapa batang giginya diberi rawatan, beliau mengatakan sesuatu yang menyentak kalbu, “Saya terlihat antara langit dan bumi, para malaikat memandikan mayat Hanzalah dengan air daripada awan yang diisikan ke dalam bekas perak”. Abu Said Saidi, antara tentera yang berada dekat dengan Nabi Muhammad bingkas mencari jenazah Hanzalah. “Benar kata-kata Nabi Muhammad. Rambutnya masih basah bekas dimandikan!” Abu Said Saidi menyaksikan ketenangan wajah Hanzalah walaupun beliau cedera parah di seluruh badannya. Rambutnya basah dan titisan air mengalir di hujung rambutnya sedang ketika itu matahari terik memancar.

:: Dengki


Ada seorang lelaki yang setiap hari mengunjungi raja. Setelah bertemu raja, dia selalu berkata, "Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya." 


Ada seseorang yang dengki melihat keakraban lelaki itu dengan raja. 
"Lelaki itu memiliki kedudukan yang dekat dengan raja, setiap hari ia bertemu raja," detik hati si pendengki dengan perasaan kurang senang. Si pendengki kemudian menemui raja dan berkata, "Lelaki yang setiap hari menemuimu, jika keluar dari sini selalu berbicara buruk tentang kamu. Ia juga berkata bahawa bau mulutmu busuk." Raja terdiam. 


Pulang dari istana, pendengki duduk di tepi jalan yang biasa dilalui oleh lelaki yang akrab dengan raja. Ketika si lelaki itu lewat dalam perjalanannya menemui raja. Ia menghadangnya, "Kemarilah, singgahlah ke rumahku." Setelah temannya singgah ke rumahnya, si pendengki menawarkan bawang merah dan putih, dan memaksanya agar ia memakannya. Kerana dipaksa, ia akhirnya makan juga untuk menjaga hati orang itu. Bau bawang merah dan putih itu tentu tidak mudah hilang. 


Selesai berkunjung ke tempat si pendengki, lelaki itu sebagaimana biasa mengunjungi raja. Sewaktu berjabatan tangan dengan raja, ia menutup mulutnya agar raja tidak mencium bau mulutnya. "Rupanya benar perkataan orang itu, ia benar-benar menganggap mulutku berbau," fikir raja. Sang raja kemudian memikirkan suatu rencana jahat. Lelaki itu kemudian duduk dan berkata sebagaimana biasa, "Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya." Setelah merasa waktu berkunjungnya sudah cukup, ia kemudian minta izin kepada raja. Raja berkata, "Bawalah surat ini dan serahkanlah kepada fulan."


Surat itu berisi, "Jika sampai kepadamu pembawa surat ini, maka sembelih dan kulitilah dia, kemudian isilah tubuhnya dengan jerami." Lelaki tadi keluar membawa surat raja. Di tengah jalan ia dihadang oleh si pendengki. "Apa yang kamu bawa?" tanyanya. 
"Surat raja untuk fulan. Surat ini beliau tulis dengan tangannya sendiri. Biasanya beliau tidak pernah menulis surat sendiri, kecuali dalam urusan pembagian hadiah.". 


"Berikanlah surat itu kepadaku, aku ini sedang kesempitan wang," pintanya. Ia kemudian menceritakan kesulitan hidupnya. Kerana kasihan, surat itu kemudian ia serahkan kepada si pendengki. Si Pendengki menerimanya dengan senang hati. Setelah sampai di tempat tujuan, ia menyerahkan surat itu kepada teman raja. 
"Masuklah ke sini, raja menyuruhku membunuhmu," kata teman raja. 
"Yang dimaksud bukan aku, tunggulah sebentar biar kujelaskan," katanya ketakutan. 
"Perintah raja tak boleh ditunda," kata teman raja. Ia lalu membunuh, menguliti dan mengisi tubuh si pendengki dengan jerami. 


Keesokan harinya, lelaki itu datang sebagaimana biasa dan berkata, "Orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya." Raja hairan melihatnya masih hidup. Setelah diselidiki, terbongkarlah keburukan si pendengki. "Tidak ada sesuatu yang terjadi antara aku dengannya, cuma semalam dia mengundangku kerumahnya dan memaksaku makan bawang merah dan putih. Waktu aku menemuimu kututup mulutku agar kamu tidak mencium bau tidak sedap dari mulutku. keluar sahaja dari sini, ia menemuiku dan menanyakan tentang surat yang dititipkan oleh mu," lelaki itu kemudian menceritakan semua yang terjadi. Mendengar jalannya cerita, tahulah raja bahawa orang itu ternyata dengki kepada sahabatnya. 


"Benar ucapanmu, orang yang berbuat baik akan mendapat balasan, dan orang yang berbuat buruk, cukup keburukan itu sebagai balasannya." Kedengkian di hati orang itu telah membunuh dirinya sendiri. Dengki itu merosak amal. Dengki memakan kebaikan seperti api memusnahkan kayu bakar. (HR Ibnu Majah) Kedengkian seseorang hanya akan berakibat buruk bagi orang itu sendiri.

:: Redha Suami, Redha Allah jua


Seorang lelaki telah berumahtangga dengan seorang wanita solehah. Hasil dari perkahwinan ini pasangan tersebut telah dikurniakan beberapa orang anak lelaki dan perempuan. Kehidupan mereka sekeluarga sungguh bahagia dan sejahtera.


Si isteri sewaktu hidupnya, adalah seoarang wanita yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia dan rajin beribadah, dia juga adalah isteri yang setia dan taat kepada suaminya, seorang ibu yang penyayang dan sebaik-baik pendidik kepada anak-anaknya.


Rumah tangga yang indah ini kekal selama 22 tahun, sehinggalah si isteri meninggal dunia. Setelah jenazah si isteri diuruskan dengan sempurna, disolatkan dan dikebumikan, maka semua ahli-keluarga, saudara-mara dan kaum-kerabat berhimpun di rumah si suami untuk mengucapkan takziah. Kesemua yang berhimpun itu mahu mengucapkan kata-kata yang boleh meringankan dan mengurangkan rasa pilu dan kesedihan si suami kerana kehilangan isteri yang paling dikasihi dan dicintai.


Namun demikian, sebelum sempat sesiapapun berkata-kata, si suami telah berkata: "Semoga tidak ada sesiapa pun dari kamu yang mengucapkan takziah kepadaku sebaliknya dengarlah kata-kataku ini."


Semua yang berhimpun terkejut dan terdiam dengan kata-kata si suami itu..


Si suami meneruskan kata-katanya: "Demi Allah yang tiada Allah yang berhak disembah melainkan-Nya, sesungguhnya hari ini adalah hari yang paling bahagia dan gembira bagiku, lebih gembira dan bahagia dari malam pertamaku bersama isteriku itu.


Maha Suci Allah, sesungguhnya isteriku itu adalah sebaik-baik wanita bagiku, kerana dia sentiasa mentaatiku, menguruskan diriku dan anak-anakku dengan sebaik-baiknya dan juga telah mendidik anak-anakku dengan sempurna. Aku sentiasa bercita-cita untuk membalas segala jasa-baik yang dilakukannya kepada diriku. Apabila ia meninggal dunia aku teringat sebuah hadith Nabi SAW.


"Mana-mana wanita yang meninggal-dunia sedang suaminya redha kepadanya pasti akan masuk ke dalam Syurga."


Sebelum meletakkan jenazahnya di dalam lahad, aku telah meletakkan tanganku di kepalanya dan aku berkata: "Wahai Allah, Aku sesungguhnya redha kepadanya, maka redhailah dia."


Kulang-ulang kata-kataku itu, sehingga tenang dan puas hatiku.


Ketahuilah sekalian, sesungguhnya aku, di saat ini amat berbahagia dan bergembira, tidak dapat kugambarkan kepada kalian betapa hebatnya kebahagian dan kegembiraan yang kurasakan ini.


Maka barang siapa yang telah bercadang untuk mengucapkan takziah kepadaku atas kematian isteriku itu, maka janganlah kamu melakukannya. Sebaliknya ucapkanlah tahniah kepadaku, kerana isteri telah meninggal dunia dalam keadaan aku redha kepadanya.. Semoga Allah menerima isteriku dengan keredhaan-Nya. "


MasyaAllah.. .alangkah bahagianya mendapat keredhaan suami seperti ini. Adakah anda mampu lakukan seperti yang dilakukan sang isteri terhadap suaminya sehingga pemergiannya diredhai dan membahagiakan suaminya.

:: Tertawa Di Dunia Menangis Di Akhirat

Dalam satu hadith, Nabi saw bersabda'Banyak tertawa dan tergelak-gelak itu mematikan hati. Banyak tertawa menjadikan hati semakin malap dan tidak berseri. Lampu hati tidak bersinar dan akhirnya terus tidak menyala. Hati tidak berfungsi lagi.


Nabi Muhammad melarang ummatnya dari gelak-ketawa yang melampaui batas. Menurut hadith, banyak ketawa menghilangkan akal dan ilmu. Barangsiapa ketawa tergelak-gelak, akan hilang satu pintu daripada pintu ilmu.


Kenapa dilarang ketawa berdekah-dekah? Dalam keadaan suka yang keterlaluan, hati kita lalai dan lupa suasana akhirat dan alam barzakh yang bakal kita tempuhi kelak. Sedangkan dahsyatnya alam tersebut tidak dapat dinukilkan dalam sebarang bentuk media.


Kita sedang menuju ke satu destinasi yang belum tentu menjanjikan kebahagiaan abadi.Sepatutnya kita berfikir bagaimana kedudukan kita di sana nanti, sama ada berbahagia atau menderita. Berbahagia di dunia bersifat sementara tetapi di akhirat berpanjangan tanpa ada penghujungnya.


Penderitaan di dunia hanya seketika tetapi di akhirat azab yang berterusan dan berkekalan. Merenung dan memikirkan keadaan ini cukup untuk kita menghisab diri serta menyedarkan diri kita tentang bahaya yang akan ditempuh.


"Tertawa-tawa di masjid menggelapkan suasana kubur". Demikian ditegaskan oleh Nabi saw. Kita sedia maklum, kubur ialah rumah yang bakal kita duduki dalam tempoh yang panjang. Kita keseorangan dan kesunyian tanpa teman dan keluarga. Kubur adalah satu pintu ke syurga atau ianya satu pintu ke neraka.


Betapa dalam kegelapan di sana, kita digelapkan lagi dengan sikap kita yang suka terbahak-bahak di dunia. Ketawa yang melampaui batas menjadikan kita kurang berilmu. Apabila kurang ilmu, akal turun menjadi kurang.


Kepekaan terhadap akhirat juga menurun. Nabi saw pernah bersabda: "Barangsiapa tertawa-tawa nescaya melaknat akan dia oleh Allah (Al-Jabbar). Mereka yang banyak tertawa di dunia nescaya banyak menangis di akhirat."


Saidina Ali sentiasa mengeluh '....jauhnya perjalanan ... sedikitnya bekalan ....' Walaupun hebat zuhud dan ibadat beliau, namun merasakan masih kurang lagi amalannya. Betapa kita yang kerdil dan malas beribadat ini sanggup bergembira 24 jam.


Dalam hadith lain, Nabi saw bersabda "Barangsiapa banyak tertawa-tawa, nescaya meringankan oleh api neraka."Maksudnya mudah dimasukkan ke dalam neraka.


Kita tidak pula dilarang menunjukkan perasaan suka terhadap sesuatu. Cuma yang dilarang ialah berterusan gembira dengan ketawa yang berlebihan. Sebaik-baik cara bergembira ialah sepertiyang dicontohkan oleh Nabi saw.


Baginda tidak terbahak-bahak tetapi hanya tersenyum menampakkan gigi tanpa bersuara kuat.Para sahabat pernah berkata "Ketawa segala nabi ialah tersenyum, tetapi ketawa syaitan itu tergelak-gelak."

:: Ditegah meninggalkan majlis ilmu


Ditegah maninggalkan majlis ilmu jika alasannya lemah

Di riwayatkan bahawa nabi s.a.w duduk bersama orang ramai dalam satu majlis ilmu, ketika berucap masuk tiga lelaki tapi hanya dua sahaja yang duduk dalam majlis itu. namun seorang sahaja yang duduk di sisi nabi s.a.w yang seorang lagi duduk jauh di belakang manakala oarang yang ketiga berpaling lalu meninggalkan majlis.
nabi s.a.w melihat peristiwa itu lalu membuat ulasan, "mahukah kamu semua mendengar cerita tentang tiga orang yang masuk ke majlis tadi?"
"yang seorang hendak mencari perlindungan tuhan, maka Allah s.w.t beri peluang kepadanya duduk di majlis ilmu daripadaku, beliau mendapat hidayah daripada-nya"
"adapun orang kedua undur kebelakang disebabkan pemalu, maka Allah s.w.t memberi petunjuk sejajar dengn sikapnya"
"orang yang ketiga berpaling dari majlis ilmu, tuhan juga berpaling daripadanya sebanding dengan sikapnya membelakangkan allah s.w.t"
kesimpulannya, apabila ketempat pengajian ilmu, tidak sepatutnya berpaling dan meninggalkan majlis tersebut atas sebab yang lemah. selain ia dimurkai tuhan juga akan terjebak dengan anggapan buruk, sebagai orang yang tidak hormat dengan majlis ilmu.